Janganlah Berfikir Menjadi Orang Sukses Tapi Berusahalah Menjadi Orang Bernilai - by @Rizal2407 - Rang Sintuk
Catatan dan Goresan Masrizal
Strategic Links
Kamis, 06 Januari 2011
Grow with Character (89/100) Series by Hermawan Kartajaya - Hadiah HUT Ke-20 MarkPlus dari Kellogg!
Hadiah HUT Ke-20 MarkPlus dari Kellogg!
2007 merupakan tahun yang penting untuk MarkPlus Inc. Saya “berhasil” mengundang Prof Philip Kotler kembali ke Indonesia. Setahun sebelumnya, saya bertemu dia di Beijing dan Shanghai. Ketika itu, saya diminta mendampinginya berbicara di seminar besar di dua kota itu yang diselenggarakan Milton Kotler, adiknya.
Saya melihat sendiri bagaimana Philip disambut kayak “dewa” di sana. Hampir semua pengusaha, profesional, dan mahasiswa ingin bertemu, bersalaman, dan berfoto sama dia. Waktu itulah, pada 2006, saya “minta” dia datang lagi ke Indonesia. Setelah lebih dari 10 tahun “tidak berani” ke Indonesia. Saya pakai poin jitu, sehingga akhirnya dia mau.
Apa itu? Hari Ulang Tahun Ke-40 ASEAN pada 2007. Saya memang sudah melobi Sekretaris Jenderal ASEAN Ong Keng Yong bahwa kalau Philip Kotler jadi datang, tolong kantor sekretariat ASEAN yang punya assembly hall boleh dipakai.
Saya tunjukkan pada 2002 ketika saya pernah menggunakan hall itu untuk ASEAN Marketing Conference. Waktu itu Sekjen ASEAN masih Rodolfo Severino yang orang Filipina. Untuk meyakinkan Ong Keng Yong, saya bahkan memperlihatkan foto Pak SBY sebagai Menko Polkam sedang berpidato di acara itu.
Supaya lebih meyakinkan, saya minta Prof Hooi Den Huan terbang dari Singapura khusus untuk audiensi setengah jam itu. Juga saya minta tolong teman saya, Andy Lim, yang istrinya menteri wanita pertama di Singapura mau membantu “call”.
Saya menghadap bersama Hooi, Michael, dan Hendra Warsita yang corporate secretary. Di luar dugaan, begitu mudah dia setuju. Bahkan, dia bilang, kalau HUT-40 ASEAN, bisa sekalian undang Pak SBY lebih bagus.
Nah, dengan “modal” seperti itulah saya bisa meyakinkan Philip Kotler untuk datang karena dia melihat ada yang special di acara tersebut. Tapi, saya juga harus sekalian meng-arrange seminar dia di beberapa kota Asia supaya worth it buatnya.
Akhirnya dia setuju ketika saya menjamin paling tidak ada lima kota yang mau membayar dia untuk one day seminar. Jakarta, Singapura, dan Kuala Lumpur pasti karena diselenggarakan sendiri oleh Kantor MarkPlus di tiga kota tersebut. Untuk Bangkok dan Vietnam, dengan cepat saya mendapat persetujuan dari dua partner lokal saya di sana.
Setelah Philip Kotler setuju untuk datang, saya melakukan persiapan matang selama setahun. Amat rugi kalau jadi seminar saja. Karena itu, saya mulai mematangkan konsep buku kelima saya, yaitu Marketing 3.0: Spiritual Marketing.
Konsep ini sudah lama saya ceritakan kepada Philip sampai akhirnya dia setuju. Dengan dibantu Iwan Setiawan, Waizly Darwin, dan Cindy Yu waktu itu, saya bisa menuliskan suatu matriks sebuah Perusahaan 3.0.
Matrix “3 x 3″ ini terdiri atas mission, vision, dan values di satu sumbu dan rasional, emosional, dan spiritual di sisi lain. Konsep buku itu sederhana, bahwa saya tidak melihat CSR sebagai “The Real Company 3.0“, tapi sering hanya dipakai sebagai “PR”. Kurang tulus!
Sedangkan perusahaan 3.0 seperti Body Shop yang didirikan almarhum Dame Anita Roddick memang sudah “spiritual” dari sononya. Seperti pernah saya ceritakan, Body Shop selalu berusaha membeli bahan baku dari negara berkembang. Karyawan pun diberi waktu untuk kerja sosial dan perusahaan pun aktif membela hak-hak perempuan.
Sebenarnya Konsep 3.0 ini sangat “Indonesia” yang selalu menggunakan istilah IQ, EQ, dan SQ! Cuma di Amerika, SQ susah dimengerti. Karena itu, akhirnya, John Wiley US mengubah judulnya menjadi Marketing 3.0: From Product to Customer to Human Spirit.
Buku itu keluar gudang di Amerika baru pada 14 April 2010. Tapi, pada 2007 itu, saya melobi Gramedia untuk menerbitkan concept book-nya. Berkat bantuan Pak Dino Patti Djalal, buku itu juga mendapat endorsement dari Pak SBY.
Nah, karena Pak SBY jadi memberikan endorsement, saya akhirnya berhasil mengundang Pak SBY datang ke Sekretariat ASEAN. Ini sesuai dengan permintaan Ong Keng Yong. Waktu itu Presiden SBY juga bersedia menerima “Distinguished Country Marketing Award” dari Philip Kotler Center for ASEAN Marketing.
Hasil kerja keras minta dukungan kepada Dino Patti Djalal, Andi Malarrangeng, dan Mendag Mari E. Pangestu. Akhirnya Philip Kotler jadi datang ke Jakarta, malah sampai lima hari empat malam! Dan bertemu Presiden SBY, Wapres Jusuf Kalla, dan lima menteri! Marketing 3.0 sendiri akhirnya jadi great book yang diluncurkan tepat pada waktunya.
Terjadi krisis di Amerika dan negara-negara Barat pada 2007-2009 yang disebabkan ketidakjujuran para profesional keuangan. Karena itulah, buku ini, bahkan sebelum keluar dari gudang Wiley Amerika pun, sudah dipesan 15 negara untuk hak penerjemahannya! Bahkan, di Korea Selatan, penerbit lokal yang memenangkan haknya harus bayar advance USD 150.000! Padahal, “final editing” masih dilakukan Iwan Setiawan, konsultan MarkPlus yang lagi kuliah di Kellogg, dan menjadi co-author ketiga.
Edan kan?
Inilah buku internasional saya yang paling sukses, so far! Peluncurannya akan dilakukan di kampus marketing paling bergengsi di dunia! Mana lagi kalau bukan Kellogg School of Management, Northwestern University. Sekalian diadakan Indonesian Culturalnite yang disponsori Depbudpar. Maklum, Philip Kotler dan saya, sesudah Bill Gates, diangkat sebagai Special Ambassador for Indonesia Tourism pada 2009. Saya benar-benar bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia. Juga terharu bisa melakukan “hal kecil” ini untuk Indonesia.
Peluncuran Marketing 3.0 ini akan menjadi sejarah baru bagi Kellogg. Belum pernah sebuah buku non-text yang “boleh” di-launch di situ! Inilah hadiah terbesar HUT Ke-20 MarkPlus Inc yang didirikan di Surabaya. Pada 1 Mei nanti, di MarkPlus Festival Surabaya, saya akan menyediakan sejumlah buku “perdana” yang akan diterbangkan langsung dari Amerika! (el)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar